Home » » Begu Gajang Hantu Pencabut Nyawa

Begu Gajang Hantu Pencabut Nyawa

 
Sebagian masyarakat awam yang mempercayai adanya begu ganjang mengisahkan sosoknya sebagai makhluk tinggi. Semakin dilihat semakin tinggi dan dapat mencekik orang yang melihatnya.
Ada yang menyebut begu ganjang sebagai sosok berambut panjang dan suka berdiam di pucuk-pucuk pohon yang tinggi. Namun sahabat anehdidunia.com, banyak pula yang percaya begu ganjang semacam ilmu santet. Meski banyak yang percaya keberadaannya, merdeka.com belum berhasil menemukan satu orang pun yang benar-benar pernah melihat begu ganjang. "Aku tak pernah melihat. Sejauh ini masih katanya," ujar R Situmeang, warga Lubuk Pakam. Begu ganjang disebut-sebut sebagai roh yang dipelihara dan dikendalikan untuk tujuan pemiliknya. Namun, sang pemelihara harus memberikan tumbal.

Yang percaya menyatakan bahwa tujuan pemeliharaan begu ganjang semula untuk menjaga sawah dan harta dari pencuri. Belakangan, si empunya disebut menggunakan peliharaannya ini untuk membunuh orang lain. Pada bagian ini, begu ganjang lebih mirip santet. Jika terjadi hal-hal yang dianggap aneh di satu desa, semisal beruntunnya warga meninggal atau sakit di satu wilayah, begu ganjang pun kerap menjadi 'tersangka'. Isu kemudian beredar dan provokasi pun terjadi. Mereka yang dituduh sebagai pemelihara sang hantu pun menjadi korban. Berulang kali terjadi penghakiman kejam hanya didasarkan pada asumsi mayoritas warga.
http://anehdidunia.com
Pada 15 Mei 2010, tiga warga Dusun Buntu Raja Desa Sitanggor, Kecamatan Muara, Tapanuli Utara, yaitu Gibson Simaremare, istrinya Riama br Rajaguguk (65), dan anaknya Lauren Simaremare (35), tewas dibakar hidup-hidup setelah dituding sebagai pemelihara begu ganjang. Sementara itu, Tiur br Nainggolan yang merupakan istri Lauren Simaremare, kritis ditikam. Polisi kemudian menetapkan 55 warga setempat sebagai tersangka dalam aksi penganiayaan ini.

Selain itu masih banyak kejadian lain akibat isu begu ganjang. Tertuduhnya dianiaya, diusir dari kampung, dan rumahnya dirusak atau dibakar. Yang teranyar, Rabu (11/7), tiga warga Desa Aek Raja, Kecamatan Parmonangan, Taput, yaitu Fernando Manalu (53), Delima br Simanjuntak (50), dan Mikael Manalu (47) dianiaya karena diduga memelihara begu ganjang. Mereka dipukuli hingga babak belur. Rumahnya juga dirusak. Isu begu ganjang ini muncul setelah meninggalnya seorang warga dinilai janggal. Meski aksi kekerasan masih sering terjadi karena isu mistis ini, namun keberadaan begu ganjang sendiri belum bisa dibuktikan.

Arsip Blog

Follow @danbosikotak

Flags

free counters
Powered by Blogger.