Home » » Kabut Asap Menyerang Asia

Kabut Asap Menyerang Asia


PEKANBARU-- Kabut asap yang menyelimuti Kota Pekanbaru pada pagi hari mulai mengganggu kesehatan warga ibu kota Provinsi Riau. Sebagian penduduk terlihat mulai mengenakan masker penutup hidup dan mulut.


"Mata saya pedih sehingga pandangan pun tidak jelas dan seperti mau sesak napas," ujar Ibu Naya (27), salah seorang ibu rumah tangga yang tinggal di seputaran Jalan Soebrantas, Pekanbaru, Selasa (17/6).

Kondisi itu, katanya, dialaminya sekitar pukul 07.30 WIB ketika hendak pergi berbelanja di sebuah warung yang tidak jauh dari tempatnya tinggal.

Sebelum berbelanja, ia mengaku, cuaca disekitar tempat tinggalnya pada pukul 06.00 Wib terlihat berkabut dan bila dihirup udaranya tidak sesegar seperti biasanya.

"Terasa seperti asap dari kebakaran hutan bila dihirup, jadi saya putuskan untuk membuka jendela rumah agak siangan," ucapnya.

Emi (40) salah seorang warga Jalan Kamboja, Panam, mengaku, terpaksa memakai masker penutup hidup dan mulut oleh karena dia memiliki riwayat penyakit sesak napas.

"Kalau dibiarkan saya menghirup udara seperti ini, bisa-bisa sesak napas saya kambuh karena penyakit saya sensitif dengan kabut asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan," katanya.

Analis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru Tri Puryanti, mengatakan, dalam tiga hari terakhir jumlah titik api di Riau melonjak tinggi karena di picu oleh relatif kecilnya volume hujan dalam sebulan belakangan.

http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTq-QWuC9A5aWPNcwzpWPTG12CrUuunRBjbLdS_7_eSLeAAsAn5ewSeperti pada 15 Juni tercatat jumlah titik api di Riau meningkat 78 titik, kemudian 16 Juni meningkat menjadi 115 titik api dan tanggal 17 Juni jumlah titik api tercatat menurun tipis, namun tetap masih tinggi 103 titik.

"Titik api tertingi berada di Pelalawan dengan 26 titik, Rokan Hilir 19 titik, Siak 18 titik, Bengkalis 16 titik, Indragiri Hilir 13 titik, Dumai sembilan titik, Rokan Hulu tiga titik, dan Pekanbaru serta Meranti masing-masing satu titik," jelasnya.


Sumber
http://img.antaranews.com/new/2012/10/ori/20121002kabut-asap.jpg
Badan Lingkungan Nasional Singapura (NEA) telah memberitahukan kondisi kabut asap yang menyelimuti wilayahnya kepada Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia.

Dalam pesannya mereka meminta Pemerintah Indonesia, untuk mengambil langkah untuk mengurangi penyebaran asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan di wilayah Sumatera, ke wiayahnya.

NEA mengatakan bahwa kondisi cuaca kering di Sumatera telah menyebabkan meningkatnya hot-spot terutama di atas Sumatera bagian tengah.

Jumlah hot-spot terdeteksi telah meningkat dari 101 hot-spot pada tanggal 15 Juni 2013, menjadi 138 hot-spots pada 16 Juni 2013.

http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcREtwI6m5TeOsfrEWc6fiMCDy71SRA5Hz0W9djA0MHs8x2X0x3ZIgNEA menjelaskan bahwa asap yang dihasilkan dari kebakaran di Sumatera telah terbawa oleh angin yang bertiup dari barat daya atau barat, dan telah mempengaruhi Singapura sejak 13 Juni 2013.

Berdasarkan Indeks Polutan Standar (PSI), pada pukul 16.00, hari ini, tingkat polusi di Singapura meningkat menjadi 111, yang menunjukan kondisi udara yang tidak sehat.

NEA memprediksi kabut asap akan terus terjadi hingga beberapa ke depan.
Mengingat kondisi tersebut NEA telah mengeluarkan peringatan bagi anak-anak, orang tua dan orang dengan penyakit jantung atau paru-paru untuk mengurangi kegiatan di luar ruangan terlalu lama.























Arsip Blog

Follow @danbosikotak

Flags

free counters
Powered by Blogger.