JAKARTA, selaluonline.com - Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman emosi dalam acara 'Apa Kabar Indonesia Pagi' yang disiarkan langsung tvOne, Jumat (28/6/2013), pukul 07.45 WIB. Ia menyiram air ke sosiolog Thamrin Amal Tomagola yang juga hadir sebagai narasumber.
Munarman tidak setuju terhadap pendapat Thamrin yang mengaitkan sweeping ormas dengan politik. Ia tidak terima saat sosiolog dari Universitas Indonesia itu (UI) itu ingin menyelaknya saat berbicara. "Dengar dulu, Anda enggak tahu apa yang saya maksud," ucap Thamrin.
Munarman langsung berdiri, mengambil gelas yang berada di depannya, terletak di atas meja diskusi. Ia menyiram ke arah muka Thamrin yang mengenakan batik.
Thamrin terkejut, tidak membalas. "Anda diam kalau saya ngomong," ujar Munarman sambil menunjuk.
Salah satu pembawa acara menenangkan Munarman. Acara dipotong iklan.
Layak Disiram Air
Sementara itu Front Pembela Islam (FPI) Depok mendukung sikap Panglima Komando Laskar Islam FPI Munarman, yang menyiram sosiolog Thamrin Amal Thomagola di tengah diskusi 'Apa Kabar Indonesia Pagi' di TVOne, Jumat (28/6/2013).
Ketua FPI Depok Habib Idrus Al Gadri, memuji sikap Munarman karena menurutnya Thamrin Tomagola memang layak disiram. "Bagus! Thamrin layak mendapatkan siraman itu," ujarnya.
Idrus mengatakan sejak awal tahun 2000, Thamrin selalu menyalahkan muslim Ambon dalam kasus pembantaian umat Islam di Ambon tahun 1999. Begitu juga pada kasus pembantaian umat Islam di Poso sepanjang kasus tahun 1998 sampai 2000.
"Dia juga sering menyalahkan Umat Islam dalam kasus Ahmadiyah dimana saja. Dan hampir di setiap dialog dan ceramah, dia selalu menghina FPI dan selalu memfitnah umat Islam sebagai pihak intoleransi," paparnya.
Idrus menambahkan dalam sidang MK tentang Judicial Review UU Anti penodaan agama tahun 2010, ia mendengar langsung dalam ruang sidang pernyataannya dalam membela Ahmadiyah bahwa jika ingin objektif menilai agama-agama dan aneka keyakinan, maka kita harus tanggalkan dulu baju agama.
"Thamrin kerap menghina masyarakat Dayak dengan tuduhan bahwa sex bebas adalah tradisi Dayak, sehingga dia diadili dalam sidang Adat Dayak. Jika saya mau rinci ada 1001 hinaan yang dilontarkannya terhadap gerakan Islam maupun bangsa Indonesia. Dalam dialog TVOne pagi tadi, Munarman menyiramnya karena dia selalu memotong pembicaraan dan terus mengalihkan pokok pembicaraan tanpa etika dialog," tukasnya.
Idrus menambahkan FPI sepenuhnya mendukung tindakan Munarman apalagi sebagai Ketua DPP FPI Bidang Nahi Munkar. FPI, kata Idrus, selalu siap jika Thamrin akan memperpanjang kasus tersebut.
"Siraman kopi Munarman tidak ada artinya kalau dibandingkan dengan rasa sakit umat Islam, umat Islam saat ini harus sadar siapa kawan dan siapa lawan, kami bukan preman, Thamrin yang preman cuma bedanya dia preman intektual tapi pada dasarnya dia itu enggak beda dengan preman kelas teri," tukasnya.(mas)
VIVAnews - Ketua Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Organisasi Kemasyarakatan, Abdul Malik Maramain mengatakan, tindakan juru bicara Front Pembela Islam, Munarman menjadi contoh perlunya RUU Ormas.
Menurut Malik, Jumat 28 Juni 2013, salah satu yang memang diatur dalam RUU ini adalah ormas yang melakukan tindakan di luar kewenangannya. Misalnya, melakukan brutalisme, tindakan kekerasan, melakukan main hakim sendiri, melakukan teror dan mengancam kebebasan orang lain.
"Fenomena Munarman sudah masuk wilayah teror terhadap kebebasan Pak Tamrin sebagai warga negara. Tak hanya teror, itu suatu bentuk arogansi," kata Malik.
Perdebatan sekeras apapun, kata Malik, seharusnya tak boleh main fisik. Atas tindakan seperti yang dilakukan Munarman, dia meminta polisi harus bertindak.
Untuk itu, kata Malik, salah satu urgensi RUU Ormas sejak awal adalah membatasi kebebasan yang berlebihan.
"Kebebasan itu tidak mungkin tanpa regulasi. Di mana-mana kebebasan kalau tidak diatur akan mengancam kebebasan orang lain. RUU Ormas mencoba berdiri di tengah itu. Di satu sisi, mencegah agar tidak anarki, di sisi lain melindungi hak seseorang," tutur dia.
Peristiwa Munarman, kata Malik, adalah kebebasan yang sudah seharusnya diatur dalam undang-undang, tidak cukup hanya peraturan pemerintah. "Tapi juga jangan sampai UU itu mengebiri kebebasan orang," kata Malik.
Insiden penyiraman itu terjadi ketika Munarman dan Tamrin tengah berdiskusi mengenai pernyataan polisi yang mengatakan akan memberi sanksi ormas yang melakukan sweeping tempat hiburan malam selama Ramadan. Saat Munarman berbicara, Tamrin menyela dan Munarman langsung naik pitam.
"Anda diam. Anda diam kalau saya ngomong," teriak Munarman ke sosiolog itu. Tak disangka, Munarman langsung mengambil gelas berisi teh di depannya dan menyiramkannya ke muka Tamrin. Kedua presenter tvOne yang mengawal acara pun kaget dan segera menghentikan acara. [Lihat videonya di sini] (eh)
Sumber
Sumber