Di
Indonesia nelayan merupakan salah satu mata pencaharian yang mempunyai
kontribusi besar
kaitannya dalam mata rantai rangkaian ekonomi
masyarakat banyak. Sebagai penghargaan atas jasa nelayan, Pemerintah
menetapkan tanggal 6 April sebagai Hari Nelayan Nasional. Tetapi,
peringatan Hari Nelayan jarang dirayakan secara masif layaknya hari
besar nasional lainnya semisal Hari Buruh.
Minimnya
pengetahuan masyarakat akan adanya Hari Nelayan Nasional disinyalir
menjadi salah satu sebab mengapa hal itu bisa terjadi. Bahkan para
nelayan sendiri sebagian besar masih awam dengan Hari Nelayan Nasional. Peringatan
Hari Nelayan kini lebih dimaknai pada aspek historisnya, ketimbang
keberlanjutan eksistensinya sebagai pemasok protein atau hasil laut
serta sumber tumbuh-kembangnya pengetahuan kebaharian (M.Riza Damanik).
Menilik
data aktual dari Kementeriaan Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebutkan
bahwa telah terjadi pertumbuhan negatif jumlah nelayan tangkap pada
periode 2004-2008, sehingga kini hanya menyisakan kurang dari 2,8 juta
saja. Bila dikalkulasi lebih jauh berdasarkan data pada rentang waktu
tersebut maka akan didapat hasil statistik bahwa rata-rata setiap tahun
Indonesia kehilangan 31.000 nelayan atau rata-rata 116 nelayan setiap
hari.
Sungguh
ironis membaca data yang dirilis oleh KKP tersebut. Padahal Indonesia
merupakan negara maritim yang mana dua per tiga dari seluruh wilayahnya
dipenuhi hamparan laut yang begitu luas. Harapannya Pemerintah lebih
memperhatikan nasib nelayan untuk ke depannya. Jangan sampai bangsa
Indonesia yang lautnya kaya sumber daya alam suatu ketika nanti
mengimpor ikan dari negara lain hanya karena sudah tidak ada lagi warga
negaranya yang berminat menjadi nelayan. Selamat Hari Nelayan Nasional!