TEMPO.CO, San Francisco — Dua pramugari maskapai Asiana Airlines terlempar dari tubuh pesawat saat Boeing 777 itu jatuh dan menghantam landasan pacu. Menurut Ketua National Transportation Safety Board (NTSB) Amerika Serikat, Deborah Hersman, kedua awak kabin tersebut ditemukan selamat di landasan pacu, meski mengalami luka-luka.
Keduanya tidak berada di tempat tugas saat pesawat terhenti dalam kondisi rusak parah,” kata Deborah dalam konferensi pers di San Francisco, Amerika Serikat, Selasa malam waktu setempat.
Penyelidikan sementara NTSB juga mengungkapkan bahwa pesawat sempat berputar 360 derajat sebelum akhirnya jatuh menghantam landasan pacu. Salah seorang dari awak pilot terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena patah tulang iga. Sedangkan 30 penumpang lainnya hingga kini masih dirawat terutama karena luka pada bagian tulang belakang.
Adapun pemeriksaan terhadap keempat pilot menunjukkan, saat insiden terjadi, pilot Lee Kang-kuk yang sedang bertugas telah menggunakan peralatan kokpit otomatis untuk mengelola kecepatan pesawat saat akan mendarat.
Fakta ini menimbulkan pertanyaan apakah peralatan otomatis tidak berfungsi atau terjadi kesalahan pemrograman. Faktor kecepatan pesawat memang menjadi salah satu fokus utama penyelidikan NTSB.
Setiap pesawat harus memenuhi kecepatan minimum yang ditentukan untuk menghindari kecelakaan. Jika terbang dengan kecepatan di bawah normal, pesawat akan kesulitan melakukan manuver yang aman.
Saat insiden terjadi, Boeing 777 yang dikemudikan pilot dengan pengalaman terbang hanya 43 jam itu berada dalam kecepatan di bawah yang ditentukan, yakni 103 knot.
Fakta lain yang juga terungkap adalah pilot senior Lee Jeong-Min mengakui dirinya baru pertama kali terbang dalam kapasitas sebagai instruktur. Penerbangan ke San Francisco kali ini juga yang pertama baginya bersama Lee Gang-guk, pilot yunior yang harus ia awasi.
ABC | SITA PLANASARI AQUADINI
Sumber