Suasana kuburan yang biasanya seram, berubah menjadi lokasi pemancingan. Belasan warga mengadu untung. Berbekal joran, mereka mencoba mengail ikan-ikan yang terbawa arus akibat luapan Kali Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Suasana sore itu cukup ramai. Ada belasan pria-pria paruh baya dan beberapa remaja dan anak kecil yang asyik memancing. Namun, lokasi pemancingan itu tidak lazim. Tempatnya berada di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Hampir sepekan terakhir, setiap sore, belasan warga datang. Puncak keramaian para 'mancing mania' ini sekitar pukul 17.00 WIB. Namun sejak pukul 15.00 ada beberapa warga yang tinggal di sekitar TPU sudah memancing.
Seperti pantauan merdeka.com, Selasa (9/4) sore kemarin. Seorang bapak tampak santai, nangkring di atas sebuah kuburan. Tak ada rasa takut terpancar di wajahnya, meski tempat yang didudukinya adalah sebuah makam. Berbekal pancing dan sekantong plastik umpan, sang bapak asyik menunggu ikan menyambar kailnya. Sebungkus rokok kretek menjadi temannya menikmati cuaca sore itu yang cukup bersahabat.
Di pojokan lain, masih di atas makam yang sudah dibeton, seorang remaja dan anak kecil juga melakukan hal yang sama. Mereka mengincar ikan mujair dan ikan gabus yang biasanya terbawa arus.
Salah seorang pemancing mengaku, aktivitas tersebut dilakukan untuk melepas lelah sehabis bekerja. Menurut dia, TPU Tanah Kusir selama ini memang menjadi langganan luapan air Sungai Pesanggrahan yang melintasi pemakaman itu jika terjadi hujan besar.
Saat ini Sungai Pesanggrahan sedang dalam proyek normalisasi, dikeruk dan dilebarkan menjadi 40 meter seperti program yang dicanangkan Gubernur DKI Jakarta Jokowi. Beberapa kuburan bahkan ikut tergusur dan dipindahkan. Sementara tanggul penahan air belum dibangun.
"Surutnya lama, bisa sampai seminggu. Ikannya ada tapi enggak terlalu besar. Buat iseng-iseng aja," tuturnya.
Paling dalam, genangan air mencapai 50 sentimeter. Penjaga TPU tidak melarang warga untuk memancing di lokasi itu. "Kalau air masih tinggi hanya boleh mancing. Tapi kalau sudah surut boleh dijaring pakai jala," imbuhnya.
Ikan hasil memancing yang didapat akan dikonsumsi sendiri. "Lumayan, buat nambah-nambah lauk di rumah," ujarnya.
Tidak takut Pak dengan ikan itu? "Hahaha, itu ikan sama saja, kan asalnya dari sungai, bukan dari kuburan," sahut dia.
Hari beranjak petang, matahari sudah tenggelam. Suasana TPU Tanah Kusir kembali ke aslinya, gelap dan mencekam. Satu per satu pemancing bergegas merapikan jorannya dan beranjak pergi dengan ikan yang didapat.
"Kalau malam enggak berani lah Mas, mancing di sini. Serem juga," ujar dia sambil tersenyum.
Sumber