Mengingat data ini, mereka memutuskan untuk merancang sebuah menara, struktur yang akan memungkinkan untuk menangkap dan mengolah air hujan sebanyak mungkin untuk menyediakan air bagi penduduknya. Tanaman, ribuan tahun telah mengembangkan sistem untuk menangkap dan pengolahan curah hujan. Sistem seperti ini membantu mereka untuk mengatasi defisit air. Sama, mereka juga ingin meniru mekanisme sederhana yaitu menangkap curah hujan dan mengolahnya. Awalnya, dalam merancang menara, mereka fokus pada pembentukan dan pemodelan permukaan atap untuk menangkap sebanyak mugkin curah hujan. Di bawah permukaan atap, ada penyimpan air dalam bentuk corong yang besar dan bidang buluh, yang berfungsi sebagai unit pengolahan air hydro raya. Setelah diproses selanjutnya dikirim ke apartemen. Jaringan selokan di permukaan luar bangunan dirancang untuk menangkap curah hujan yang mengalir dari gedung. Curah hujan yang mengalir tersebut dikirimkan ke lantai dan surplus disimpan dalam reservoir di bawah gedung. Air ditangkap dan diproses oleh gedung dapat digunakan untuk pembilasan toilet, mesin cuci, menyiram tanaman, membersihkan lantai dan aplikasi domestik lainnya. Dianalisis, curah hujan di beberapa kota besar di negara maju, diperoleh rumus yang menunjukkan berapa persen dari konsumsi air harian murni dapat digantikan dengan curah hujan berkat teknologi diterapkan dalam bangunan ini.
Tabel konsumsi air
Air yang digunakan akan kembali dan diedarkan di sekitar gedung.
Sumber : http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=4472699