1. Tukang mengeluh
Rekan sekerja yang termasuk ke dalam jenis ini biasanya telah bekerja bertahun-tahun di perusahaan. Biasanya, mereka merupakan contoh pegawai teladan di tahun-tahun awal bekerja. Namun, setelah beberapa idenya tidak digubris, lalu berkonfrontasi dengan atasan, mereka tidak lagi dipedulikan. Bila berita buruk disebarkan, mereka akan menjadi orang pertama yang mengetahuinya dan menyebarkannya ke rekan sekerja yang lain. Efek utama dari tukang mengeluh adalah menurunnya moral dan menjadi malas untuk memulai dialog dengan “musuh”, atasan, ataupun jajaran pimpinan.
Cara terbaik untuk menghadapinya adalah dengan menjaga pandangan mereka di dalam perspektif. Pendapat mereka tidak harus merefleksikan seluruh rekan sekerja yang lain. Kejadian apapun yang memicu perasaan tidak puas adalah masalah mereka dan seharusnya tidak berdampak pada hubungan Anda dengan anggota pimpinan yang lain.
Jangan bermimpi Anda dapat mengubah pendapat mereka. Lebih baik pusatkan saja perhatian pada pendapat Anda sendiri. Tukang mengeluh sering membenarkan keluhan mereka, tetapi biasanya mereka tetap menyediakan tempat untuk lebih obyektif pada fakta-fakta atas masalah yang terlibat.
2. Tukang gosip
Rekan sekerja jenis ini senang dengan kontroversi dan perselisihan yang dapat muncul di lingkungan tempat kerja. Meskipun jarang menjadi pegawai teladan, si tukang gosip akan secara rutin menempatkan diri mereka untuk sengaja menguping pembicaraan rahasia, membaca memo rahasia, dan mendengar pembicaraan telepon yang sifatnya rahasia. Efek utama dari rekan sekerja yang termasuk jenis ini, adalah menyebarnya informasi yang salah dan hilangnya kepercayaan dari sesama rekan sekerja.
Ada rekan sekerja yang secara diam-diam mendekati si tukang gosip dengan tujuan agar bisa memperoleh informasi yang mungkin berguna bagi mereka. Sebetulnya ini merupakan hubungan yang tidak sehat dan harus Anda hindari. Cara terbaik menghadapi si tukang bergosip adalah dengan menjauhinya. Begitu mendengar rekan sekerja mulai bergosip, usahakan untuk menghindari dan tidak terlibat dalam pembicaraan. Bila si tukang gosip mendekati diri Anda dengan gosip baru, katakan dengan sopan dan tegas, Anda tidak tertarik. Si tukang gosip cenderung mencari lawan bicara yang responsif dengan gosip mereka.
3. Gila hormat
Rekan sekerja jenis ini senang menyulitkan orang lain. Selama Anda tidak dapat melakukan pendekatan dengannya, permintaan Anda untuk informasi yang tengah Anda perlukan cenderung tidak akan dipedulikannya. Tetapi, begitu Anda dapat mengambil hatinya, Anda tidak akan menemukan kesulitan dalam memperoleh informasi darinya. Dengan senang hati mereka akan memberikan apa yang Anda perlukan. Tunjukkan kepada mereka, Anda tahu merekalah yang berkuasa dan dekati mereka dari sisi manusiawi yang mereka miliki.
4. Serba tahu
Rekan sekerja jenis ini selalu merasa merekalah yang paling tahu tentang segala hal yang terjadi di tempat kerja. Jika Anda telah melakukan semua yang Anda ketahui untuk memperbaiki situasi di kantor, Anda memerlukan suatu penguatan pada saat menyampaikannya kepada rekan sekerja yang serba tahu ini.
Rekan sekerja yang serba tahu ini mungkin memang seorang yang pintar di bidangnya, tetapi sudah pasti merupakan rekan sekerja yang menyebalkan. Efek utamanya, bisa membuat kita malas untuk meminta bantuannya. Situasi yang menguntungkan bila tidak memiliki hubungan dekat dengannya adalah tidak mendapat sapaan dari mereka berbulan-bulan.
Hal ini merupakan tantangan yang sulit bila Anda ingin menjaga hubungan kerja yang baik dengan rekan sekerja yang berbakat dan bermanfaat. Cobalah untuk melakukan interaksi di luar kantor, minum kopi sesudah jam kantor, atau makan siang bersama.
Rekan sekerja yang merasa paling tahu segalanya biasanya menggunakan kepintaran mereka sebagai benteng pertahanan diri. Mereka bahkan mungkin tak menyadari, perkataan mereka pedas dan ketus. Secara pribadi tak ada salahnya Anda memberi saran kepada mereka untuk lebih bijaksana bila berhadapan dengan sesama rekan sekerja lainnya.
5. “Moody”
Rekan sekerja jenis ini memiliki karakter dengan suasana hati yang naik turun. Kadang sikap mereka menyenangkan, tetapi bisa tiba-tiba berubah menjadi sedih atau marah. Bila mereka menduduki posisi sebagai atasan, bawahan mereka pasti memilih untuk tidak terlalu dekat dengannya atau menjaga jarak. Mereka tampaknya setuju dengan pendapat Anda, tetapi hati-hati, bisa jadi mereka membicarakan Anda di belakang, tanpa Anda ketahui. Cara terbaik berhadapan dengannya adalah peka dengan suasana hati mereka. Bekerja sama sebaik mungkin pada saat mood mereka sedang bagus dan hindari mereka pada saat mood mereka sedang tidak bagus.
6. “Penjilat”
Rekan Kerja satu ini memiliki karakter dengan sikap yang sangat sulit ditebak, ia hanya melakukan pekerjaan maksimal saat atasan berada didepannya, dan mengucilkan rekan yang dianggapnya musuh didepan atasan.
Cara terbaik mengatasinya adalah menjauhinya, tidak mencari masalah dengannya dan keep secret darinya.
Sumber : Realita