Gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter yang terjadi kemarin itu juga mengakibatkan lebih dari 200 orang cedera dan ribuan bangunan serta rumah rusak.
Dalam pernyataan yang diterima BBC Indonesia, di Aceh Tengah terdapat 10 orang meninggal, 140 orang luka-luka dan dirawat di RSUD dan 1.500 bangunan mengalami kerusakan.
BPBD Aceh Tengah mengatakan enam dari 10 korban tewas adalah anak-anak. Mereka sedang mengaji di masjid ketika masjid itu ambruk.
"Enam anak ditemukan tewas tertimpa reruntuhan masjid yang rata dengan tanah akibat gempa," kata kepala BPBD Aceh Tengah Subhan Sahara, seperti dikutip kantor berita AFP.
Lokasi pengungsian tersebar di 10 titik. Sedangkan di Kabupaten Bener Meriah, korban tewas 12 orang meninggal dan ada 70 orang korban luka yang dirawat di RSUD Bener Meriah serta puskesmas.
Gempa susulan
Kedua gempa berada di darat dan tidak berpotensi Tsunami. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mekanismenya sama dengan gempa sebelumnya yaitu sesar geser menganan.
Bagian timur dari sumber gempa bergerak ke tenggara dan bagian baratnya bergerak ke barat laut. Sumber gempa berasal dari sesar aktif di daratan pada segmen Aceh dari sesar Sumatra.
BNPB mengatakan gempa susulan itu dirasakan cukup kuat oleh masyarakat di Bener Meriah dan Aceh Tengah.
BNPB hari ini mengirim satu helikopter TNI AU dari Pekanbaru ke Aceh untuk membantu penanganan gempa, terutama di wilayah antara Bener Meriah dan Aceh Tengah.
Kepanikan yang dirasakan warga, tidak lepas dari sejarah kelam gempa besar berkekuatan 9.1 yang mengguncang Aceh dan wilayah Sumatra lainnya pada 2004.
Dua ratus tiga puluh ribu orang di 13 negara tewas akibat bencana itu.
Sumatera, pulau terbarat Indonesia, memiliki sejarah gempa besar serta tsunami yang dipicu oleh pesisir pantai di sepanjang pulau tersebut, di mana lempengan tektonik India-Australia berada di bawah lempengan Eurasia.
Hal ini menciptakan palung laut dalam karena setiap lempengan menyusup ke bawah lempengan lainnya sebanyak satu sentimeter per tahun.
Sumber : Bcc.co.uk